NAMA : Retna Ayu Cahyani
NIM : 175231145
KELAS : Perbankan Syariah/ 2D
Tongkrongan
Zaman Now
(La
Moda Del Gelato)
La Moda Del Gelato,
saat pertama dengar nama itu terasa asing di telinga saya. Jika boleh
jujur memang benar saya belum pernah mendengar sebelumnya. Jangan ketawa dan jangan bilang kudet ya guys, jika dibilang kudet sih saya
memang kudet, pasalnya anak generasi milenial dimana sudah zaman now tapi saya tidak tau nama itu. Dalam
benak pikiran saya itu merupakan nama suatu restoran atau kafé dari luar
negeri. Pembelajaran baru untuk saya,
bawasannya nongkrong atau hangout ke tempat-tempat seperti itu agar bisa melihat
perkembangan pemuda-pemudi
milenial. Selain itu juga tidak malu
lagi kan kalau suatu saat punya teman dari luar negeri yang ingin tau kuliner
yang lagi hits di sekitar sini.
Di esai saya kali ini saya akan menceritakan pengalaman
saya saat mengunjungi kafé yang notabenya kafé asia, dan ini adalah pertama kalinya. Awal mula
saya tidak ada bayangan untuk pergi ke kafé
untuk sekedar makan dan nongkrong. Ya maklum lah dari dulu saya tidak pernah di
ajarkan hidup mewah, jadi apapun aktivitas saya biasa menggunakan dana seminim
mungkin dengan dalih menghemat uang, karena
saku dari orang tua juga pas-pasan. Di mata kuliah Metodologi Studi
Islam bab terakhir cukup menarik bagi saya. Isi materinya berhubungan dengan saya
dan teman-teman banget. Coba tebak soal apa ?, pasti dalam benak pikiran
kalian materi mengenai kitab, fiqh, filsafat atau apapun yang mengenai
keislaman kan. Santai guys, semua itu
sudah saya lalui pada semester awal.
Bicara hal-hal atau sesuatu yang itu saya banget atau
temen-temen banget, yang pasti itu
terlepas dari yang namanya materi-materi yang sifatnya memusingkan
fikiran. Sebelum dapat tugas ini, saya dan
teman-teman di berikan tugas untuk membaca, meringkas dan mendiskusikan suatu
materi yang berbeda, yakni mengenai tentang K-Pop. Wah, menarik sekali bukan,
saya memang bukan orang pecinta k-pop tapi kebanyakan teman saya adalah k-pop lovers. Yah, walaupun saya tidak
menyukai tapi saya sedikit-sedikit tau
lah soalnya saya juga lumayan sering liat drakor. Aliran nya memang berbeda
dengan K-pop, jika drakor lebih suka pada pemeran drama atau aktrisnya, contoh
idola saya adalah Lee min hoo dan Lee jong suk . beda dengan K-pop, untuk yang
satu ini lebih pada bagian boy band atau
girl band Korea.
Bagaimana sih esai kamu ini ? apa hubungannya coba Drakror,
K-pop dengan kunjungan ke kafé ? . pertanyaan bagus banget ya dari dalam lubuk
hati saya sendiri hehehe. Kalau menurut
saya pribadi, ambil saja sisi positifnya , ya jelas lah sangat berhubungan coba
fikir saja ya K-pop adalah fenomena hobi nge-hitz dari remaja zaman Now.
Jajan di kafé atau nongkrong
sendiri juga menjadi tradisi remaja
zaman now untuk mengikuti mode. Cuma
perbandingannya jika gila K-pop mungkin akan mengeluarkan kocek yang lebih
banyak, pasalnya mereka juga pengen membeli tiket untuk konser sang idola. Jika
nongkrong di Kafé mungkin dengan uang yang beberapa ratus sudah dapat ngrumpi
sama teman sepuasnya.
Seperti referensi dari pak Dosen , saya juga akan
membandingkan peminat nongky di kafé
. siapa yang paling banyak mengunjungi kafé, anak-anak pelajar kah atau orang
yang sudah bekerja. Seperti K-pop pun juga, bawasannya pada hasil riset menunjukan
bahwa peminat k-pop adalah kaum pelajar. Saya juga pernah bertanya kepada teman
saya yang gila K-pop, kata dia untuk mengisi kegabutan di kos atau karena
memang suka melihat wajah-wajah cowok korea yang tampan-tampan. Selain hubungannya karena sama-sama trend
zaman now, dampak yang terjadi juga akan sama. Contoh
dampaknya adalah rendahnya sumber daya fikir manusia , karena mereka disibukan
dengan hal-hal yang kurang bermanfaat , Btw nonton drakor atau nonton k-pop
berjudul-judul itu menghabiskan waktu lho. Itu semua adalah sudut pandang
pribadi saya, selebihnya tergantung pada pribadi masing-masing.
Baiklah saya akan menuliskan pengalaman pertama saya
masuk ke kafé Asia dengan membawa uang pas-pasan . sebelumnya saya meminta maaf
karena bahasa yang saya gunakan dari awal tidak terlalu formal. Sesuai dengan
judul “ Tongkrongan Zaman Now” bahasa yang akan saya gunakan lebih santai
dan sedikit zaman now. Suatu ketika pada hari Selasa sekitar dua
minggu yang lalu dosen favorit saya mata kuliah Metodologi Studi Islam, nama
beliau adalah Bapak Endy Saputra memberikan tugas akhir yakni untuk observasi
di kafé asia dan jepang guna untuk merefleksikan dan menganalisis atau
menghubung-hubungkan dengan posisi saya sebagai mahasiswa IAIN yang bernotabe
islam serta prodi saya Perbankan Syariah.
Sesuai kata dosen saya ini, setelah memberikan Tugas
observasi secara kelompok namun
penyusunan tugas Individu, kami diminta untuk menabung mengumpulkan uang dalam
seminggu untuk keperluan tugas ini. Saya satu grub dengan Dewi dan Putry, ada
beberapa kafé Asia dan Jepang di daerah solo raya, dosen saya sudah menuliskan
lalu membagikan dengan rata. Kelompok kami mendapatkan bagian La Moda Del
Gelato. Sentak dan kaget ekspresi wajah kami, jujur yang saya bilang di awal,
kami benar-benar tidak mengenal ini kafé apa dan letaknya dimana. Minggu itu
kami masih santai, minggu kedua pada hari rabu kami melakukan observasi.
Pada jam satu siang, putry dan dewi menghampiri saya di
kos, kami bertiga berunding dan mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk ngobrol
dengan kasir jika ada kesempatan. Di
dalam perbincanga, kami coba browsing di google untuk mengetahui daftar harga dan daftar menu yang
ada di La Moda Del Gelato. Selain itu
kami juga menghitung uang kami yang pas-pasan ini. Setelah beberapa kami
selesai mengobrol, lalu gas ke daerah Manahan. Ya , letaknya di dekat stadion
Manahan. Dengan bermodalkan google maps
kami berangkat menuju kafé tersebut. Oops, bukan hanya google maps saja sih,
kami juga membawa bekal kok, bekal mental yang minder karena belum pernah masuk
kafé sebelumnya.
Di perjanan kami , alhamdulilah lancar . Hanya saja ada
beberapa insiden yang membuat kami semakin lama di jalanan. Yang pertama itu
macet, tidak tahu kenapa apakah ujian atau teguran pas hari itu cuacanya sangat
panas dan macet juga. Butuh waktu dan niat yang tinggi untuk berangkat
menerjang panas yang menyengat. Selain itu ditengah kemacetan, putry bingung
baca google maps akhirnya kami
berhenti di tengah jalan, dan di klakson sama kakek-kakek sambil marah-marah
gak jelas. Nasib-nasib, tapi tidak apa-apa itu adalah proses, bagi saya sebuah
pencapaian memang harus penuh cacian dan hinaan. Lebay sekali ya kata-kata saya, tapi itu juga bisa di pakai sebagai pesan moral dan
semangat untuk kita semua.
Setelah kejadian itu kami tetap meggunakan google maps walau harus mutar-mutar
salah mengambil rute kami tetap lalui. Sebenarnya kawasan Stadion Manahan itu
tidak terlalu jauh di wilayah kami. Setelah beberapa meniit kami akhirnya
sampai di depan La moda del Gelato.
Tempat nya di kanan jalan dan penuh dengan pepohonan sehingga terkesan
rindang dan sejuk, sampai kami tidak melihat tulisan besar yang terpampang di
depan kafé tersebut. Perasaan kita saat
sampai di depan kafé itu senang sekali. lalu kami menyebrang jalan yang penuh
dengan hiruk pikuk keramaian itu. Dari luar kafé ini terlihat sepi, bangunannya
yang seperti ala-ala luar negeri menambah kesan keminderan kami. Selain kafé di
La Moda Ini juga ada Boutique nya .
deretan pakaian anak-anak dan dewasa ada di samping kiri café tersebut. Kami
tidak tau itu masih satu pemilik dengan gelato atau beda pemilik.
Memang realitanya seperti itu sebelum masuk dalam kafé
saya pribadi mengamati bagian halaman kafé. Jadi café ini memang strategis dan
memiliki ciri khas bawasannya kawasan
solo yang terpandang sangat panas di daerah Manahan ini benar-benar rindang dan
temanya go green banget. Siapa yang tidak betah dan tidak suka dengan kafé yang
memiliki halaman parkir luas serta rindang dan sejuk seperti ini. La Moda Del Gelato ternyata bukan di Manahan
saja, di mall Solo Square juga ada. Saat
kami masuk , kami bingung mau bagaimana antara duduk dahulu baru pesan
atau pesan dulu baru duduk. Bisa di katakan hal yang memalukan juga pasalnya waiter juga ikut mentertawakan
kita. Mereka juga bertanya dengan kesan mengejek “ mbak apa belum pernah kesini
sebelumnya ?”. sebal juga dengan perkataan itu, tapi mau gimana lagi kami
memang belum pernah kesini atau ke kafé asia jepang sebelumnya.
Kemudian kami di kasih tau oleh kasir bahwa kita pesan
dulu lalu di bayar di tempat. Disitu
juga kami kebingungan memilih menu apa yang akan kita beli. Ya, ciri khas di
sini adalah es krim gelato da ada beberapa aneka pan cake. Saya mengira ada
makanan lainnya seperti nasi disini. Ya sudah karena menunya hanya seputar ice
krim Gelatto, Lemon Tea dan cake kami memesan small Gelatto tiga buah dan satu
buah pizza. Harganya lumayan pas di
kantong untuk standar kafé, kisaran harganya nya dari lima belas ribu sampai
lima puluh ribu. Jadi jangan takut lagi
bagi yang belum masuk ke kafé bisa masuk di la moda del gelato untuk sekedar
nongrong bersama teman-teman kalian.
Setelah memilih menu kami di kasih dua bill oleh kasir, kemudian
kami menuju ke barista yang
mengambilkan es krim Gelato.
Bukan seperti es krim yang ada di warung-warung itu ya guys. Tapi es krim nya ada puluhan
varian rasa dari berbagai macam Negara. Saya tidak menghafalkan semua , yang
saya ingat ada rasa Sere, kemangi, mint, almond , buah naga, oreo dan banyak
lagi sampai saya lupa untuk menyebutkan satu persatu. Yang saya ingat adalah yang saya beli sendiri dan yang di
beli Putry dan Dewi, yakni tiga small gelato dengan satu gelatonya ada dua
varian rasa. Saya dan dewi sama ni rasa
nya black sesame dan oreo kalau si Putry dia coklat dan buah naga. Setelah kami
mengambil es krimnya kemudian kami
mencari tempat ternyaman untuk menikmati gelato ini.
Ada dua lantai di La Moda Del Gelato ini, katanya temen
saya panorama di atas sangat indah dan menawan akhirnya kami naik ke atas.
Alhasil di atas sudah penuh pengunjung
masih tersisa di out door tapi panas sekali. kemudian kami kembali ke
bawah mencari tempat duduk. Baiklah kami sudah mendapatkan tempat duduk yang
nyaman dan sejuk. Saatnya saya mereview sensasi rasanya. Ya saya mulai dari
rasa black sesame nya rasanya hampir sama dengan milk oreo Cuma baunya harum
dan melekat di lidah, manisnya pas ada sensasi kasar-kasar di mulut tapi juga
ada sensasi kelembutannya. Jujur saja jika suruh menjelaskan dengan kata-kata
susah sekali walau harganya empat kali lipat lebih mahal dengan di warung
tetangga tapi rasanya juga berkali-kali lipat endes nya.
Suasana yang kekinian menambah sensasi kenikmatan gelato
di café ini. Saya juga mencicipi gelato milik Putri coklat dan dragon es,
biasanya jika saya menikmati es krim coklat manisnya, bikin jemu di leher tapi
kali ini benar-benar smoothies dan manisnya pas. Perpaduan buah naga yang segar tanpa
menghilangkan rasa aslinya hanya saja jika saya rasakan seperti ada tambahan
fermentasi buah naganya jadi agak sedikit terasa sodanya. Tapi segar sekali
rasanya bikin pengen nambah dan nambah. Di tengah-tengah kita menikmati es krim
gelato pesanan pizza kami datang. Ada
syukurnya kami dapet gratisan lemon tea, sontak kami berebut lemon tea untuk
minum , karena itu minuman kesukaan kita bertiga waktu nungkrong di angkringan.
Menu utama atau main course sudah datang , saatnya saya
mencicipi dan mereview bagaimana rasanya. Kalau es krim gelato bisa saya
bandingkan dengan es krim warung tetangga. Yang pizza ini saya tidak
membandingkan atau mereview lebih jauh pasalnya baru kali ini juga saya makan
pizza. Stop jangan ketawa dan mengejekku, memang begitu kebenarannya. Sebelum pizza saya akan
mereview rasa lemon tea nya , nah ini bisa saya bandingkan dengan toko sebelah
. lemon nya terasa banget segar namun kalau menurut saya rasanya kurang manis,
ya tergantung masing-masing sih tapi kalau untuk pecinta manis , kurasa ini
kurang manis. Kemudian pizza, Satu gigitan terasa lembut di mulut lumer juga maizena dan kejunya, ada topping
daging yang saya sendiri tidak tau itu daging
sapi , kambing atau babi. Yang jelas saya sudah membaca do’a
sebelum makan yang insyaallah akan
menjadi halal.
Sekarang saya akan mengupas keterkaitan dengan materi
referensi. Ya memang benar peminat kafe lebih banyak orang-orang yang belum
bekerja atau pelajar. Di situ saya menemukan hampir semua pelajar Sekolah
menengah atas. Mahasiswa juga ada sebagian saja. Lalu juga ada ibu dan anak
yang mungkin habis menjemput pulang sekolah, mampir untuk menikmati es krim gelato. Pandangan saya sebagai
mahasiswa islam. Tidak ada keterkaitan dengan sistem keimanan di dalam jiwa
hanya saja berkaitan dengan moral jangan sampai kita bertindak menuruti gengsi
dengan menghamburkan kocek lebih untuk sekedar kelihatan ngehits. Demikian esai
ini saya tulis. Semoga bermanfaat, sampai jumpa di esai saya selanjutnya.